Advertisement

Responsive Advertisement

Balada Rasa



Hari ini, semua tak lagi tertahan
Riuhnya derai hujan tak mampu meredamnya
Bertemankan pekatnya kopi buatan ibu 
Rindu terus berkecamuk dalam Sukma

Sejujurnya aku tak mau lagi menulis
Sejak aku kehilangan inspirasi, kehilangan semestaku
Namun kali ini rindu memaksaku mengabadikan rasa
Rasa yang teramat pedih, diam membusuk dalam kalbu

Sejauh apapun langkah menjebakku pada jarak
Selama apapun waktu memenjarakanku pada ruang rindu
Tidak akan berarti apa-apa 
selama kita masih dibawah atap langit yang sama, semua itu hanyalah angka

Hei kamu, poros duniaku
Ceritakanlah tentang indahnya senja di kotamu
Dan akan ku cerita betapa senja disini biasa-biasa saja tanpamu
Ceritakanlah tentang rembulan yang terus tersenyum di kotamu
Dan akan ku ceritakan betapa rembulan disini bahkan tidak tahu caranya tersenyum

Semoga semesta memperlakukanmu dengan baik
Agar tidak ada hujan yang jatuh dari bola matamu
Agar rembulan yang terpancar dari wajahmu tak murung
Agar bintang yang jatuh tepat di hatimu tidak teruraikan



Atambua, 17/01/2020








Post a Comment

0 Comments