Telah ku coba bertahan dan melawan kata hati
Sudah ku coba melupakan rasa yang terus membara
Namun hatiku selalu saja kalah dan merindu
Kau laksana hari, meski telah berlalu ia akan kembali lagi
Sudah ku coba melupakan rasa yang terus membara
Namun hatiku selalu saja kalah dan merindu
Kau laksana hari, meski telah berlalu ia akan kembali lagi
Aku tak menyalahkanmu
Aku hanya tak tahu kenapa waktu sulit menghapusmu dari ingatanku
Apa kabar? Sudah sampai mana derap langkahmu?
Aku masih digaris yang sama dengan keras kepalaku
Aku hanya tak tahu kenapa waktu sulit menghapusmu dari ingatanku
Apa kabar? Sudah sampai mana derap langkahmu?
Aku masih digaris yang sama dengan keras kepalaku
Tenang, aku tak bermaksud mengganggumu
apalagi mengajakmu mengulang saat hilang tak terhindarkan
Hatiku hanya sedang merindu
Ia lemah, logika tak mampu menguatkan rasa
apalagi mengajakmu mengulang saat hilang tak terhindarkan
Hatiku hanya sedang merindu
Ia lemah, logika tak mampu menguatkan rasa
Aku hanya rindu percakapan kecil kita yang dulu
Hingga salah satu dari kita tertidur tanpa pamit
Aku hanya rindu salam yang kau ucapkan dulu setiap paginya
Kini kita tak lebih dari dua orang asing yang tak saling menyapa
Hingga salah satu dari kita tertidur tanpa pamit
Aku hanya rindu salam yang kau ucapkan dulu setiap paginya
Kini kita tak lebih dari dua orang asing yang tak saling menyapa
Untuk tidak mau melepaskanmu
Hatiku memang keras kepala, kau tahu itu
Jika nanti kau tak lupa caranya menyapa
Sudah kusiapkan setangkai rindu untukmu
Hatiku memang keras kepala, kau tahu itu
Jika nanti kau tak lupa caranya menyapa
Sudah kusiapkan setangkai rindu untukmu
Tak usah khawatir, aku tak berniat mengusikmu
Aku hanya manusia biasa yang tak bisa lari dari rindu
Dan untuk rasa ini, ia milikku
Kau tenang saja dengan rasamu
Aku hanya manusia biasa yang tak bisa lari dari rindu
Dan untuk rasa ini, ia milikku
Kau tenang saja dengan rasamu
Kupang, 03 Mei 2020
2 Comments