Aku ingin pulang..
Kembali ke tempat dimana seharusnya aku berada, tempat dimana tidak ada tangis, tidak ada luka. Yang hanya ada tawa di setiap detik waktu yang berlalu. Tempat dimana rotan ibu menjadi makanan sehari-hari ku ketika tangisan adik-adikku menjadi lagu favorit yang ku dengarkan setelah membuat mereka menangis. Tempat seorang anak polos yang nakal dibentuk menjadi pria kebanggaan keluarga. Terima kasih ibu untuk rotan yang kau berikan setiap harinya. Kini aku paham diujung rotan yang aku takuti dulu ternyata ada emas, aku menjadi lebih mengerti untuk menjaga ucapan dan tingkah lakuku ketika berada di tanah orang. Aku bahkan berpikir dua,tiga hingga empat kali sebelum berucap, karena katamu, lidah yang tidak bertulang ini sesungguhnya akan jauh lebih menyakitkan, daripada goresan silet ketika kita berbicara tanpa berpikir. Itu yang selalu saya lakukan ibu. Aku mungkin bukanlah anak yang selalu patuh, tapi semua nilai-nilai kehidupan yang kamu ajarkan dulu masih ku peluk erat ibu.
Aku ingin pulang...
Kembali ke tempat dimana sosok ayah yang begitu dingin, sosok ayah dengan sejuta aksi tanpa kata. Sosok ayah yang kalau bicara seperti menghemat kata-kata namun kasih sayangnya tak pernah ia hemat apalagi ia sembunyikan. Dia sosok ayah yang keren, sosok yang mengajarkanku bahwa laki-laki sejati bukanlah dia yang bisa dan berani mengatakan aku sayang kamu kepada wanitanya, tapi laki-laki sejati adalah dia yang bisa menjaga kata-katanya ketika berbicara, dan dia yang menghormati perempuan layaknya ibu sendiri...
Meskipun kini ia telah berpulang kepada yang Kuasa, namun semua pesan-pesannya masih dan selalu akan tersimpan rapi dalam ingatanku.
Aku ingin pulang...
Kembali ke tempat dimana aku bermandikan kasih sayang yang tiada batas dari sosok perempuan cantik bernama nenek, dan laki-laki hebat bernama kakek. Nenek yang begitu keras dan sangat pemarah ketika aku menjadi begitu nakal, namun dia adalah orang pertama yang datang ke sekolahku dan menghajar guru yang membuatku menangis😁 sudah kalian bayangkan betapa penyayangnya nenekku kan?
Lalu ada Sosok kakek yang tidak tahu bagaimana caranya marah, bagaimana caranya memukul, ia hanya tahu caranya memeluk dan merangkul serta melindungi semua yang dia sayangi. Sekalipun sekarang dia sedang tersenyum melihatku dari surga, aku tetap ingin pulang melihat tempat kami bermain dulu layaknya teman sepermainan. Sungguh aku merindukan masa-masa itu.
Aku ingin pulang....
Kembali ke tempat dimana kemampuan karateku terlatih hanya dengan menghajar adikku setiap hari hingga menangis. Air mata dan tangisannya bak musik kesukaan yang akan selalu ku dengarkan setiap aku ingin. Namun dia mampu membuatku menangis tanpa menyentuhku, sungguh hebat bukan? aku pikir dia punya ilmu yang diturukan oleh ultramen yang kami tonton setiap Minggu pagi😁 ternyata bukan, tapi itu karena cintanya yang begitu kuat, sehingga mengundang air mataku untuk keluar ketika merindukannya dari kejauhan.
Dia sosok adik yang begitu luar biasa, dia yang dirumah begitu menjengkelkan karena manjanya adalah dia yang tak pernah bosan membanggakanku kepada teman-temannya tanpa kusadari.
Adikku, meskipun aku tidak pernah mengatakan aku mencintaimu, tapi percayalah aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. Aku hanya sedikit menyembunyikannya karena aku tak pandai menunjukannya.
Aku ingin pulang...
Kembali ke tempat dimana aku adalah yang terhebat dalam hal permainan kelereng, karet, gambar dan bahkan tembak-tembakan 😁
Aku ingin pulang ke tempat dimana aku seperti buronan, yang dicari oleh teman-teman sepermainanku untuk kembali bermain lagi setelah sudah aku kalahkan hari sebelumnya😁
Sungguh aku merindukan masa yang membuatku tidak tahu apa itu sedih, apa itu kecewa. Masa dimana aku seperti satu-satunya yang tak terkalahkan kecuali oleh rotan ibu😁
Aku ingin pulang...
Kembali ke desa dimana ketenangan tidak perlu dicari, kebahagiaan tidak perlu dimimpikan. Kamu bersama mereka setiap saat. Rasanya ingin ku berlari mendahului waktu agar kembali ke tempat dimana seharusnya aku menghabiskan sisa hidupku, tempat dimana seharusnya ku berbakti....
Tunggu aku, aku akan pulang bersama cerita hidup yang sudah membentukku dari benturan-benturan kecil setiap harinya.
Aku akan kembali dengan membawa bibit harapan dan dibungkus dengan mimpi yang indah, agar disemaikan menjadi perubahan yang akan kita panen bersama.
#Haufo'o, Insana-Kefamenanu
2 Comments