Ku tulis surat ini kala langit menangis begitu hebat, membasahi bumi yang penuh dengan kepalsuan, ditengah dinginnya malam tak berbintang. Mungkinkah bintang-bintang sedang berlibur? Ataukah bulan sedang mengambil cutinya? Entahlah, malam seakan kehilangan keindahannya. Langit seperti mengerti apa yang kurasakan saat ini, hitam pekat, murung tak bernyawa. Angin bertiup perlahan seolah bercerita bahwa ia mengerti akan keresahan ini. Aku benci situasi ini, namun apa daya, aku lemah dihadapan takdir.
Ayah, apa kabarmu hari ini? Aku harap senyumanmu masih terjaga, sama seperti terakhir kali kita bersama.
Entah sudah berapa lama kita berpisah, aku bahkan tak ingin mengingatnya, sebab aku tak pandai menghitung hari semenjak kau pergi menjelma menjadi bintang di angkasa. Aku takut ketika aku menghitungnya, hanya akan akan kutemukan kenyataan bahwa kita sudah sangat lama tak jumpa, tak saling menyapa.
Aku bukanlah orang yang pandai merawat kenangan. Semua cerita tentangmu selalu datang bersama kesunyian malam. Aku merindukan hari dimana kita tertawa lepas bersama, menangis bersama, ya semua tentangmu selalu kurindukan.
Satu yang sangat membekas dan selalu mengiringi setiap langkah kakiku adalah sebuah pesan singkat penuh makna, yang sekejap membuatku merasa aku adalah orang terkuat sejagat raya, aku masih menyimpannya rapi dalam ingatanku. "Jaga ibu dan adik-adikmu, sebab kamu putra sulung, putra yang kelak akan menggantikanku ketika rambutku beruban, ketika langkahku melemah, dan ingat laki-laki tak boleh menangis."
Kata kelak itu terasa terlalu singkat untuk dinantikan, waktu terlalu cepat membawamu pergi, takdirpun terlalu cepat membawaku pada kata kelak itu, aku dipaksakan oleh waktu untuk menggantikanmu.
Sekalipun aku yakin kamu tidak benar-benar pergi, karena semua tentangmu masih tersimpan rapi didalam hatiku, namun bolehkah aku menangis hari ini saja ayah?
Sekarang ibu yang yang kehilangan setengah jiwanya dan adik-adik yang kehilangan sayap sebelah mereka sudah mulai tersenyum lagi, sudah terbiasa dengan ketidakhadiranmu, namun bukan karena melupakanmu, tidak jagoan, mereka hanya mulai menyadari satu hal bahwa yang telah hilang hanyalah ragamu. Selain daripada itu semua tentangmu masih dan akan tetap tinggal bersama kami. Benar kami masih memeluk erat semua kenangan tentangmu.
Semua baik-baik saja sekarang, meskipun terkadang rindu akan ragamu datang bersama tetesan air mata, tapi itu bukanlah sesuatu yang harus kamu khawatirkan. Tenang saja bos, aku tahu bagaimana cara menghapus tetesan air mata itu dan menggantikannya dengan senyuman. Percayalah padaku.
Aku harap kamu jangan iri dengan kemampuanku ini😁
Aku hampir lupa bercerita tentang sahabat-sahabatku dan seseorang yang sangat spesial, yang belum sempat kukenalkan padamu, iya dia yang selalu menyebut namaku dalam setiap doanya selain ibu dan kamu tentunya.
Ketika aku hancur berkeping dan dan kebingungan didunia fana penuh duri, yang selalu menusuk setiap memikirkan tentangmu, mereka menyelamatkanku, membawa aku pulang ke dunia, dimana orang hidup seharusnya berada. Mereka mengingatkanku bahwa tidak apa-apa bersedih, tidak apa-apa menangis asalkan jangan lupa bagaimana caranya tersenyum.
Mereka luar biasa bukan? Aku yakin kamu pasti ingin mengenal mereka dan mengucapkan terima kasih kan? Tenang saja aku akan membawa mereka ke rumahmu nanti, jadi tolong siapkan kopi ya🙄
Akhirnya semua tentang kami tidak perlu kau khawatirkan lagi ayah, dan untuk suratku tidak perlu kau balas, karena aku tahu di dunia barumu tidak ada pena dan kertas kan?😁
Cukup datanglah sesekali dalam tidurku. Meskipun aku baik-baik saja tapi aku benar-benar butuh pelukanmu. Rindu ini kadang curang bos, ia mencuri satu persatu senyumku, lalu dengan lugunya ia menggantikannya dengan senyuman palsu.
Kini tugasmu tolong gantikan senyuman palsu ini dengan hadirmu, walau hanya dalam mimpi.
8 Comments
Buat terharu saja...
Siap dan makasih...
Smua akn indah pda wktux