Document Pribadi |
Hari penuh tawa itu berakhir
Sebuah pesan singkat bertulis 'maaf' menandai kepergianmu
Kau pilih dia yang menawarkan kemegahan,sesuatu yang tak ku punya
Saat aku berpikir kaulah satu-satunya
Kau malah pergi meninggalkan luka yang menganga di hatiku
mematahkan mimpi yang kita bangun diatas tangis dan tawa
Pupus,mati,hilang;kau sungguh telah menyakitiku begitu kejam
Cinta suciku kau balas dengan luka pengkhianatan
Kau terus memamerkan tawa bersamanya di sosial media
Sementara aku menangis sejadi-jadinya,berteriak seperti orang gila
Aku mati-matian menyembuhkan luka peninggalanmu
Sampai semua tentangmu perlahan memudar dari hidupku
Sampai aku hampir lepas dari bayang-bayangmu
Kau kembali seolah tak pernah terjadi apa-apa
Mengucap maaf untuk kedua kalinya
Dengan berurai air mata,kau datangi aku yang menyedihkan
kau datang dengan luka yang sama seperti yang kau berikan padaku dulu
Ternyata dia yang kau pilih mencampakanmu
Sama seperti yang kamu lakukan padaku dulu
Sesaat,aku ingin tertawa sepuasnya melihat karma yang kau terima
Aku ingin sekali berkata ,''masihkah kau ingat aku?'
Aku ingin sekali menari diatas karpet dukamu
Sungguh aku ingin melakukannya
Namun sekali lagi hatiku yang rapuh memilih mendekapmu
Tanganku memilih mengusap air matamu
Telingaku memilih mendengar keluh kesahmu tentang dia
Mulut yang ingin sekali menertawakanku berbalik berkata 'tak apa,masih ada aku'
Aku memilih menjadi manusia bodoh penghibur laramu
Sekali lagi,kau penjarakan aku dalam genggamanmu
Kau jadikan aku tempatmu singgah berbagi pilu
Lalu pergi saat aku berhasil membuatmu tertawa
Bumi,24 November 2021
2 Comments
Siap Ibu..
Ini masih kumpul niat lagi🤦🏻♀️😁