Advertisement

Responsive Advertisement

Merindu Bidadari di Negeri Bidadari

Doc.Istimewa

.......

Malam kembali menjemput senja
Langit mulai menyajikan pemandangan indah
Dari balik atap bumi, bulan dan bintang memancarkan sinarnya
Ada rindu akan senyuman rembulan di kota karang

Sungguh, malam yang berbeda
Di tanah orang, konon katanya ini tanah Ina tana
Makhluk ciptaan Tuhan paling manis se-flobamora, katanya
Tanah pinang tanpa mahar, katanya

Ada bidadari manis kau temui di setiap sudut kota
Berjejeran di setiap persimpangan desa
Semanis gula sabu, itulah mereka
Tak perlu perias wajah untuk menjadi cantik
Mereka sederhana tapi sejuk saat dipandang, katanya

Banyak yang telah datang dan seakan enggan untuk pulang
Katanya Terpikat, terpesona, terhipnotis
Ah sudahlah, berhenti berlebihan
Matamu terlalu cepat memutuskan

Ataukah Mungkin mataku tak sebagus matamu memandang
Ia terlalu angkuh, memandang buram semua bidadari manis kota ini
Menjadikannya biasa tanpa kompromi
Begitulah aku, aku yang akan tetap menjadi aku

Merindu bidadari di kota bidadari manis
Mata indah itu, mata yang tak mampu dilahirkan di kota ini
Senyum itu, senyum yang tak mampu dilukiskan oleh kota ini
Tawa itu, tawa yang tak mampu diciptakan oleh kota ini

Tidak, bidadariku mungkin tak semanis gula sabu
Tak seindah langit malam  di kota ini
Bahkan tak semanis Ina sabu
Tapi bagiku, ia istimewa, hadiah Tuhan paling luar biasa untuk hidup ini

Untukmu, penakluk senja di kota karang
Aku merindukanmu di negeri Ina tana
Untukmu, pemilik rasa ini
Aku merindukanmu di negeri yang kaya akan bidadari


Sabu-Raijua, 4 November 2019



Post a Comment

0 Comments