Advertisement

Responsive Advertisement

Waktu dan Takdir



Aku hanyalah penulis jalanan
Yang mengais inspirasi dari aspal sepanjang ratusan kilometer
Ada tawamu yang seolah menanti diujung trek lurus itu
Lalu hilang sisakan rindu saat sampai tikungan jalan

Ada puluhan bahkan ratusan puisi yang pernah kugoreskan 
pada lembaran kertas putih dengan tinta emas
Kecuali jika itu tentangmu
Aku menuliskannya dengan air mata

Bercucuran membasahi kertas putih itu
Lalu kering meninggalkan bekas
Ia adalah arti tulus yang oleh waktu tak diberikan kesempatan
Oleh takdir tak sedikitpun dilirik

Takdir tak berdaya, waktu pasrah berlalu
Bukan karena apa-apa
Kamu terlalu jauh untuk ku rengkuh
Teramat sulit untuk ku dapatkan

Waktu terlalu cepat membawa takdir datang
Namun jika jalan ini tiada ujung
Bagaimana mungkin cintaku harus berujung buntuh?
Jika jalan ini masih panjang
Kenapa jembatan doa itu kalian putuskan?



Soe, 24 September 2019

Post a Comment

0 Comments