Ibu...
Kata sebagaian orang ibu adalah malaikat tak bersayap yang dikirim Tuhan untuk kita. Hahaha, aku pikir mereka keliru. Ibu bukannya Malaikat tak bersayap. Sayapnya ada, namun untuk melihat kita terbang bebas, Dia rela melepaskan sayapnya untuk diberikan kepada kita.
Lalu dengan biadabnya kita terbang hingga lupa pulang.
Ibu...
Dia adalah sosok perempuan luar biasa yang bahkan lupa mendoakan dirinya sendiri karena doanya dipenuhi dengan nama kita di sepertiga malamnya. Bukankah setiap keberhasilan kecil kita adalah bukti bahwa satu doa ibu kita telah terkabul?
Lalu apa balasan kita? berapa kali nama ibumu kau sebut dalam doa setiap harinya?
Mari mengingat...!!
Ibu...
Sosok perempuan multitalenta. Ia tak perlu menjadi guru untuk mengajar dengan baik. Ia tak perlu menjadi dokter untuk merawat kita kala sakit. Ia tak perlu menjadi pelawak untuk menghibur kita kala sedih. Bukankah untuk semua itu Ia adalah ahlinya?
Bahkan dia bukanlah aktor terbaik dalam sebuah penghargaan. Tapi untuk melihat kita makan dengan lahap ia bahkan bisa berpura-pura kenyang. Untuk melihat kebutuhan kita terpenuhi Ia bahkan berpura-pura tak menginginkan apapun. Lalu sudahkah kita mengalah untuk berbagi keinginan dengan ibu? Mari mengingat..!!
Ketika kecil, kita selalu menangis saat ditinggal ibu walau hanya sebentar. Kita menjadi begitu cengeng saat tidak bersama ibu. Lalu semua berbalik, semakin dewasa kita mulai pandai menguras air matanya. Air mata yang menetes kala berdoa untuk kita adalah air mata yang sama, yang kita biarkan bercucuran di atas wajah yang kian dipaksa keriput oleh usia. Lalu pertanyaannya, pernahkah ibu dengan sengaja tega menyakiti hati kita hingga membuat kita menangis? Mari kembali mengingat..!!
Ibu...
Wanita yang dulu tidak pernah bosan melatih kita untuk mengeja kata, mengajak kita berbicara saat kecil, ia adalah ibu yang sadar atau tidak, jarang kita ajak bicara. Kita lebih asik tersenyum di depan layar ponsel dibandingkan bercerita menghabiskan hari bersamanya. Pernahkah kita rutin menanyakan kabarnya setiap hari? Ataukah kita lebih sibuk menanyakan kabar orang baru dalam hidup kita, yang terlalu cepat kita jadikan segalanya?Mari mengingat...!!
Ibu...
Terima kasih untuk kasih dan cinta
Yang kau berikan tanpa pamrih .Terima kasih untuk nama yang terus kau sebut dalam doa Kala aku tertidur lelap tanpa tahu. Terima kasih untuk sayap yang sudah membawaku terbang setinggi saat ini.
Ibu..
Maaf belum bisa mengukir senyuman di wajahmu. Maaf masih selalu merepotkanmu dan maaf untuk sikap yang mungkin tanpa sengaja melukaimu.
Aku tak ingin berjanji, tapi akan ku pastikan melakukan yang terbaik sesuai didikan yang kau tanamkan dulu, hingga suatu saat kamu bisa berkata kepada orang-orang bahwa," dia adalah anakku, putra kebanggaanku".
Ibu, kamu adalah segalanya. Tak terbatas oleh apapun bahkan waktu sekalipun. Aku menyayangimu hingga nadi ini berhenti berdenyut, jantung ini berhenti berdetak hingga akhir menutup mata.
Terima kasih, terima kasih, terima kasih untuk segalanya Ibu.
Aku mencintaimu.
1 Comments