Advertisement

Responsive Advertisement

Antara memberi dan melepaskan


.....


Agustus nyaris berganti September
Malam kian larut mendekati pagi
Langit perlahan dihiasi bintang-bintang
Sunyi makin terasa mengikuti jarum jam yang semakin menua

Angin mulai sibuk bernyanyi memecah kesunyian
Pohon-pohon menari bahagia mengikuti irama angin
Dingin perlahan mengusik tubuh tak bertuan
Menjadikannya tiada tanpa ampun

Dunia makin keriput diterjang usia
Memori kehidupan pun mulai tersamarkan waktu
Hanya rasa yang tetap membekas bersama mentari dan rembulan
Bercengkrama bersama dibawah atap langit

Ayah apa kabarmu? Aku rindu
Dunia ini kejam menyiksa tanpa belas kasihan
Jagoanmu kepayahan ayah, tidakkah kamu tahu?
Aku lelah, haruskah aku menyusulmu?

Pundakku bahkan tak sekuat pundakmu
Hatiku pun tak setegar hatimu
Aku gagal menjadi kebanggaanmu
Kini aku telah hancur berkeping digilas kenangan

Aku dipaksa belajar teori bernama mengikhlaskan
Ikhlas seperti sore yang membiarkan senja berlalu
Seperti hujan yang tidak mengharapkan kembali tiap tetesannya
Begitulah aku dipaksa meniadakanmu dari dunia orang hidup

Kenyataan pahit yang coba ku hindari  sejauh mungkin
Pada akhirnya mengajakanku satu hal tentang hakikat cinta
Benar cinta bukan tentang kalimat aku mencintaimu ayah
Tapi tentang ketulusan memberi dan keikhlasan melepaskan


_ketika sudah tulus memberi sanggupkah kamu ikhlas melepaskan?

Post a Comment

0 Comments